Senin, 30 Mei 2011

aku dan waktu....

Pagi ini kantor terasa lebih ramai dari biasa. Kulihat Pak A yang biasanya kalem, pagi ini jadi uring-uringan gak karuan. Karena banyak teman sekantorku yang ngomong saling bersahut-sahutan bak burung gereja, aku memilih diam di meja kerjaku sambil telingaku berusaha menangkap permasalahan apa yang sedang terjadi pagi ini.
O....ternyata ada kabar burung (tentunya bukan burung gereja) tentang restruktur karyawan di kantor. Isunya jabatan manager ke atas akan diganti oleh orang-orang bule. Makanya....ramai sekali. Ada yang pro dan ada yang kontra dengan kebijakan itu. Yang pro berpendapat, kebijakan itu bagus sekali untuk meningkatkan kedisiplinan dan menumbuhkan etos kerja yang tinggi. Kenyataannya kan banyak teman kita yang malas, kerjaan sedikit lamanya minta ampun, sok ngebos, bla...bla...blaa. Sedangkan yang kontra berpendapat, wah...itu melecehkan kemampuan bangsa kita, karyawan yang tidak disiplin kan tidak semuanya, banyak juga yang bagus semangat kerjanya, dan bla...bla....bla....(juga)
Aku pilih senyum-senyum saja (di bibir dan di dalam hati tentunya), kan masih kabar burung. Kenapa harus buang energi di pagi ini untuk hal yang belum pasti ? Tetapi pikiranku melayang ke beberapa waktu yang lalu. Aku punya 2 pengalaman menarik. Begini ceritanya.....
Wah maaf ya, aku sampai lupa memperkenalkan diri karena sibuk mendengarkan kicauan semrawut burung gereja di kantorku pagi ini. Sebut saja namaku AKU. Aku adalah seorang karyawan di perusahaan agrobisnis. Tentang aku....aku orang yang biasa saja, penampilanku biasa, wajahku biasa, gelarku biasa, jabatanku biasa. Pokoknya tentang aku serba biasa, tidak ada yang istimewa. Aku lanjutkan ya ceritanya...
Cerita pertama...
Suatu hari aku dipercaya pimpinanku untuk mendampingi seorang konsultan perkebunan. Kebetulan beliau adalah orang bule, sebut saja Mr. Y. Pimpinanku menginstruksikan kepada aku untuk mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan perusahaan dan menanyakan kepada konsultan tersebut. Jadi dalam beberapa hari ini aku harus berkeliling kebun bersama konsultan tersebut. Mulai dari menjemput dari penginapan sampai mengantar kembali ke penginapan.
Setelah menyiapkan segala sesuatunya, aku menjemput Mr. Y di penginapan yang telah ditentukan. Sebelumnya aku sudah memperhitungkan, bahwa aku harus tepat waktu. Bukannya sok disiplin, tapi aku sekedar menghormati surat Al ‘asr (masa) dari kitabku. Dari perjanjian awal kami akan mulai bekerja pukul 07.00. Jam di pergelangan tanganku masih menunjukkan pukul 06.30 ketika sampai di penginapan Mr. Y. Aku benar-benar tak menyangka, beliau sudah duduk di depan kamar, sambil membaca koran pagi dan secangkir teh hangat, siap dengan pakaian kebun, lengkap dengan sepatu boot tinggi dan topi lebar. Dengan bahasa Inggris yang biasa saja (pas-pasan maksudnya...) aku mengajak Mr. Y untuk berangkat ke kebun. Tetapi apa jawabnya.......”nanti dulu, kita kan berjanji akan mulai kerja pukul 07.00, masih kurang 10 menit ini” Setelah tepat pukul 07.00 baru kami mulai kerja dan selesai tepat seperti yang dijadwalkan. Tidak kurang tidak lebih.
Subhanallah.....
Betapa teliti dan tepat waktunya orang ini. Apakah beliau ini paham tentang al Asr ? saya yakin tidak, karena dia bukan muslim. Betapa excelentnya apabila setiap muslim memahami hal ini. Aku beristighfar dalam hati, ingat diriku yang kadang menyepelekan waktu, sehingga aku dalam kerugian. Gusti, maafkan hambaMu.....
Kerja pagi itu nikmat sekali kurasakan. Thanks Allah....
Cerita kedua
Pada waktu yang lain, aku (kebetulan) dipercaya mendampingi konsultan keuangan perkebunan. Namanya Bpk. X warga negara Indonesia asli. Dari data yang aku baca, beliau sudah agak sepuh, tapi kemampuannya dalam hal keuangan perkebunan dapat diandalkan. Aku mengambil kesimpulan bahwa Bpk. X ini orang pandai, karena walaupun sudah berumur tetapi masih dipakai di perusahaanku ini.
Dalam menjalankan semua tugas, aku biasa hati-hati. Hari ini aku akan bekerja dengan orang yang pandai, mempunyai kemampuan yang tinggi di bidangnya dan yang sudah banyak pengalamannya. Aku usahakan sampai ke penginapan beliau, aku tidak terlambat.  Kami berjanji pukul 08.00 mulai bekerja. Pukul 07.30 aku sudah sampai di depan pintu kamar Bpk. X. Tapi tampak masih sepi.... Aku menunggu. Setelah jam ditanganku menunjukkan pukul 08.00 tet, aku harus mengetuk pintu beliau. Tetapi apa yang kudapat ? Si bapak belum bangun, apalagi siap. Aku disuruh menunggu beliau siap-siap. Geeerrrrmmm.....andai suasana hatiku bisa direkam, mungkin gambarnya seperti monster yang menakutkan. Setelah terlambat 45 menit, baru kami berangkat. Pertanyaan pertama yang kuajukan kepada beliau; “ Maaf, Bapak muslim ?” Beliau menjawab; “ Iya...” (sambil kebingungan, mungkin pertanyaanku kedengaran aneh di telinga beliau). Gusti Allah paringi kula sabar kerja dengan BELIAU.......
Itulah 2 pengalamanku yang tiba-tiba teringat karena ada suara-suara riuh burung gereja di kantorku pagi ini. Bagaimana dengan Aku ? Aku harus pro atau kontra dengan kebijakan perusahaan tadi ? Aku tidak mau memikirkan yang aneh-aneh, apalagi yang belum pasti. Kebijakan ini itu  biarlah ditangani orang yang memang harus menangani. Biasa saja. Aku menjawab pertanyaan teman-teman kantorku cukup dengan senyum. Mereka tidak tahu apa yang ada di kepalaku dan di hatiku; yang penting niat aku bekerja karena Allah SWT yang kucinta. Itu sudah cukup bagi aku......

Minggu, 06 Februari 2011

kepada anak-anakku

anak-anakku, selamat siang, sore, malam,....
ini posting pertama dari mrs. tuti. ibu ingin kalian membaca ini. ibu ingin kalian selalu belajar. belajar apaaaaa saja; matematika, ipa, bahasa, dan semuanya. tidak pelajaran di sekolah saja tetapi kalian juga harus belajar tentang kesederhanaan, belajar hemat, belajar menghormati dan menghargai orang yang lebih tua, menghargai sesama, dan belajar menyayangi yang muda. juga kalian harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan kepadamu dan berdoa agar selalu diberi semangat, dan kemudahan dalam menuntut ilmu. mrs. tuti juga sama seperti kalian, akan  terus belajar, bagaimana caranya agar kalian menjadi anak-anak yang cerdas....
anak-anakku,
walau kita tinggal di desa, ibu ingin kalian tidak ketinggalan dengan teman-temanmu yang ada di kota. jangan jadikan tempat tinggal, kekurangan fasilitas, kekurangan harta menjadi penghambat semangat belajarmu. berusahalah sekuat tenaga, agar menjadi orang yang berilmu. karena dengan ilmu kita tidak akan direndahkan orang lain, dengan ilmu hidup kita akan berguna bagi orang lain dan sudah barang tentu itu akan menjadi tabungan amal kita di hari nanti.
anak-anakku...
mrs. tuti punya pertanyaan buat kalian dan harus kalian jawab dengan jujur. setelah itu laksanakan apa yang harus kalian kerjakan untuk mencapai itu.
1. apa cita-citamu bila sudah dewasa ?
2. bagaimana cara kalian agar cita-cita kalian bisa tercapai ?
3. seandainya cita-cita kalian sudah tercapai, apa yang akan kalian perbuat untuk orang lain ?